Tradisi Ulang Tahunnya Orang Jawa

Tradisi Ulang Tahunnya Orang Jawa

Semua orang pasti ingat dong dengan tanggal dan bulan lahirnya? Apalagi jika menjelang hari kelahiran kita, tentunya banyak rencana-rencana manis menjelang hari kelahiran kita tersebut.

 

Ada yang memilih makan bersama teman dan kerabat, ada yang ngajak keluarga jalan-jalan, berpesta, dll. Akan tetapi, alangkah baiknya kita merayakan hari kelahiran kita dengan berbagi kebahagiaan dan rejeki melalui acara tasyakuran.

 

Bentuk tasyakuranpun macam-macam, dalam hal ini tentunya jenis hidangannya yang beragam menurut selera dan budayanya masing-masing. Ada yang memesan kue ulangtahun, nasi kuning, ataupun nasi tumpeng.

 

Di jaman now ini, banyak dong kombinasi kue ulang tahun yang ditawarkan penjual. Tentunya penggemarnya juga anak-anak dan remaja jaman Now pula.

 

Sebenarnya dari mana sih budaya tiup lilin dan potong kue itu berasal? Itu merupakan budaya barat yang sudah lama dipakai oleh orang-orang Timur seperti Kita.

 

Memangnya mau ya budaya kita yang sudah dipelihara oleh leluhur kita justru digantikan dengan budaya barat yang kita sendiri tidak paham maksudnya

 

Yuk, kembali ke jaman old, budayakan, LESTARIKAN budaya timur kita. Sebagai contoh tradisi orang Jawa khususnya Jawa tengah. Saya masih banyak melihat kok orang-orang di Purworejo, Jawa Tengah merayakan ulang tahunnya tanpa kue ulang tahun, tanpa tiup lilin. Tetapi dengan membuat nasi kuning tumpeng plus urap atau kluban.

 

Menu-menunya memang biasa, tapi lezatnya pasti luar biasa. Selain nasi kuning bentuk tumpeng, urapan, ada juga tahu dan telur bacemnya, serta hiasan-hiasan cantik di sekelilingnya. Untuk mereka yang tidak pandai membuatnya, di desa-desa juga ada yang menyediakan jasa pembuatan nasi kuning tumpeng tersebut.

 

Tasyakuran ulang tahun tidak harus mewah, tapi wujud syukurnya itu yang lebih utama. Mengedepankan tradisi masa lalu, menjaga, serta melestarikannya sebagai warisan budaya untuk anak cucu kita.

 

Karena Indonesia punya beragam budaya, Karena Indonesia memiliki perbedaan dan karena itulah yang mengajarkan kita sebuah persatuan. Maka jagalah yang sudah ada, bukan malah menggantikannya.