Betul Nggak Sih Kerokan Itu Pilihannya Orang Bodoh?

Betul Nggak Sih Kerokan Itu Pilihannya Orang Bodoh?

Di zaman now yang serba canggih ini, tentu segala sesuatu dan permasalahan dapat diselesaikan dengan cara yang canggih juga instan. Memang benar adanya jika semua kecanggihan yang kita miliki sekarang telah memudahkan manusia dalam setiap urusan dan dalam menyesuaikan masalah.

 

Masalah yang dihadapi manusia salah satunya yakni soal kesehatan. Kesehatan menurut saya memang hal yang paling penting yang harus senantiasa kita jaga. Karena tanpa kesehatan, apapun yang kita miliki tentu tidak akan ada artinya.

 

Ketika seseorang menghadapi masalah kesehatan, tentu mereka akan melakukan segala hal agar mendapat kesembuhan. Dan di zaman now ini, tentu penyembuhan dengan jalur modern menjadi pilihan utamanya. Padahal sebenarnya kita memiliki beberapa contoh metode penyembuhan yang mengandung unsur kearifan lokal.

 

Salah satu contoh paling mudah misalkan kita masuk angin, pasti kita langsung membeli obat masuk angin. Lalu, bagaimana dengan istilah kerokan menurut kalian gaess???

Di zaman now yang hits ini, masih ada nggak yaa orang masih melakukan tradisi kerokan saat masuk angin, atau pun meriang? Atau justru tradisi tersebut dianggap cara kuno juga pilihan bodoh? Yukkk kita bahas gaes.

 

Jangan salah ya gaes. Begini penjelasannya...
Sebenarnya istilah masuk angin dalam ilmu kedokteran condong ke kondisi ketika seseorang mengalami perut kembung, pusing, demam, dan nyeri. Nah, tradisi melakukan kerokan saat masuk angin, yaitu melakukan gerakan mengerok punggung dari atas ke bawah secara berulang menggunakan minyak sebagai pelicin ternyata menjadi salah satu second opinion saat seseorang masuk angin.

 

Ada yang berpendapat jika melakukan kerokan bisa merusak kulit, pori-pori membesar, atau pun pecah pembuluh darah.


Pendapat tersebut ternyata bisa ditepis oleh hasil sebuah penelitian seorang ahli yang mencoba mengerok tangannya lalu dilakukanlah biopsi. Dan hasil laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan bahwa tidak ada kulit rusak, ataupun pembuluh darah yang pecah.

 

Pembuluh darah hanya melebar, namun justru dengan melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah.

 

Penelitian selanjutnya yakni membandingkan antara orang yang suka melakukan kerokan dengan orang yang anti kerokan. Ternyata orang yang lebih suka kerokan kadar endorfinnya naik signifikan dibandingkan orang yang tidak suka kerokan. Nah, hal tersebut bisa membuat mereka merasa nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.

 

Selain itu melakukan kerokan juga bisa menurunkan kadar prostaglandin sehingga membuat nyeri otot berkurang.

 

Nah, itulah beberapa fakta menarik tentang tradisi kerokan. Alhamdulillah jadi nambah ilmu ya gaess...


Jadi, jangan lagi ngatain orang kerokan itu orang jadul apalagi orang bodoh ya gaess...
Sudah jelas kan fakta uniknya.

 

Karena sesungguhnya segala bentuk kearifan lokal yang kita miliki pasti memiliki nilai - nilai positif yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Tergantung kita bisa menggali manfaatnya atau tidak.

 

Yuk, galakkan gerakan kerokan....
Selain banyak manfaatnya, tentu juga bisa mendekatkan hubungan emosional antara pengerok dan yang dikerok. Asyik juga kan kerokan sambil ngobrol, curhat, atau bersendau gurau.

 

Pada intinya kita jangan menilai suatu hal tanpa kita tau betul kebenarannya. Bisa jadi hal yang kita anggap rendah ternyata memiliki manfaat yang luar biasa.

 

Keep success yaa buat semua kearifan lokal Indonesia.
Semoga selalu lestari dan bermanfaat terutama bagi generasi-generasi Indonesia zaman now.

 

Illustrsi kerokan via www.sabigaju.com