Alasan Di Balik Sebuah Mitos

Alasan Di Balik Sebuah Mitos

Mitos (Bahasa Yunani: Mythos) atau mite (Bahasa Belanda: Mythe) merupakan prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar belakang masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh si “empunya” cerita ( www.m.otonomi.co.id).

Dalam pengertian masyarakat kita guys, biasanya mitos lebih mengacu pada sebuah cerita tradisional, yang disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunits di dalam masyarakat.

 

1. Dalam masyarakat Indonesia, mitos masih dipercaya dan diyakini oleh sebagian masyarakat.

Mereka percaya bahwa mitos adalah suatu hal yang berasal dari nenek moyang dan harus diwariskan kepada generasi selanjutnya. Selain itu, mereka juga masih menjunjung tinggi dan menjadikan hal tersebut sebagai tolak ukur untuk melakukan sesuatu.

Mitos-mitos tersebut diantaranya adalah pada malam hari kita dilarang berdiri di bawah pohon agar tidak dibius setan, tertimpa cicak artinya akan mendapat kesialan, jangan bersiul pada malam hari, jangan duduk di depan pintu nanti akan sulit mendapat jodoh, jangan keramas waktu hari pernikahan nanti hujan dan masih banyak mitos lainnya.

 

2. Berbicara mengenai mitos-mitos tersebut, sebenarnya diantara kia pasti banyak yang pernah mengalaminya.

Bahkan, orang tua kita sering sekali memarahi kita karena mitos-mitos tersebut. Ketika kita masih kecil dan bertanya alasan dibalik larangan tersebut maka orang tua kita akan berkata, “Masih kecil belum waktunya tahu. Pokoknya gak boleh ya gak boleh. Ora ilok.”, itulah jawaban klasik yang sering orang tua katakan kepada kita.

 

3. Paham maupun tidak kita dengan aturan tersebut kita harus mematuhinya

Kenapa hal itu harus kita patuhi? karena itu sudah ada sejak dari dulu. Tapi sebenarnya dalam lubuk hati kita menolak untuk menyetujui kepercayaan tersebut. Akhirnya, kita akan mencari jawaban logis yang mampu mendukung agar kita percaya dengan kepercayaan-kepercayaan tersebut.

Mencoba mencari jawaban yang nantinya akan mampu kita wariskan kepada anak cucu kita agar jawaban kita tidak sekedar jawaban tapi juga mampu dipahami oleh anak nantinya.

 

4. Mitos Merupakan Larangan Yang Dismpaikan Secara Halus

Sebenarnya kepercayaan yang paling sering kita alami adalah kepercayaan “Jangan berdiri di depan pintu, nanti rezekinya jadi sulit.” Atau mungkin “Jangan duduk di depan pintu, nanti sulit dapat jodoh.” Kedua kepercayaan tersebut adalah kepercayaan yang sering menimpa kita, selalu berhungan dengan pintu.

Saat kita mengulas lebih logis lagi dibalik larangan tersebut, kita akan menemukan alasan-alasan lain. Seperti, saat kita makan, duduk atau berdiri di depan pintu, bagi seseorang yang belum menikah kebiasaan tersebut secara tidak langsung bisa mengartikan banyak hal dari sifat orang tersebut. Salah satunya adalah menunjukkan sifat bahwa orang tersebut pemalas, karena hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri saja.

Selain itu, kebiasaan tersebut juga menunjukkan bahwa orang tersebut adalah pribadi yang tidak memiliki pendirian yang kuat. Hal ini terjadi karena orang tersebut tidak bisa menentukan pilihan. Mereka seharusnya dapat memilih untuk langsung keluar dari pintu atau masuk ke dalam.

Karena mereka lebih suka menghabiskan waktu di ambang pintu tanpa pasti, bisa jadi mereka adalah pribadi yang mudah untuk digoyahkan. Lalu, yang terpenting adalah duduk, makan dan berdiri di depan pintu adalah perbuatan yang menyusahkan orang lain. Ketika orang lain dari dalam atau keluar rumah ingin masuk atau keluar maka mereka akan kesuliatan untuk melakukannya karena ada kita di depan pintu.

Terlepas dari semua itu, setiap mitos yang dipercaya oleh masyarakat selalu mengajarkan kita untuk selalu menjunjung tinggi norma-norma dalam masyarakat guys. Terutama norma kesopan dan etika perilaku dari seseorang. Sehingga kita harus tetap menghargai setiap kepercayaan masyarakat dan leluhur kita karena kebudayaan inilah yang membuat Indonesia menjadi kaya, yang seharusmya mampu menyatukan setiap perbedaan yang ada dengan cara-cara yang lebih berkualitas tentunya.