Special Report : KKN di desa penari, Cerita Dari Bioskop Part 6

Special Report : KKN di desa penari, Cerita Dari Bioskop Part 6

Special Report : KKN di desa penari, Cerita Dari Bioskop

 

Bagian 6: Sukma Bima dan Ayu terjebak di angkoromurko, Ayu menjadi penari. selesai

 

 

Bima kembali meninggalkan rumah posko dengan oncor ia berjalanan menuju hutan. Pada waktu bersamaan Widya terbangun dari tidurnya dan melihat Bima keluar. Widya terus membututi Bima yang pada ahirnya sampai pada tapak tilas, sesampainya disana terdengar kembali suara desahan nikmat bersautan.

 

Widya yang semakin penasaran dengan suara itu ahirnya menuju rumah kecil disamping tapak tilas. Bermodalkan lampu senter ia mencoba untuk meneranginya. Sempat ingin mendobrak pintu tetapi tenaganya tidak mampu. Ahirnya ia menemukan lubang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam bilik itu.

 

Seketika badan Widya tidak berdaya, tubuhnya bergetar, mulutnya kelu saat melihat Bima terlihat bercumbu dengan Badarawuhi yang berupa siluman ular. Bima tidak berdaya ia hanya diam saat dicumbui oleh Badarawuhi. Karena bertempat pada kolam, makandi dalam kolam itu Bima dikelilingi oleh ular bermacam-macam yang berenang kesana kemari.

 

Menurut Mbah Buyut yang disampaikan pada scene film dibagian ahir. Ular-ular itu adalah anak-anaknya Bima dan Badarawuhi mereka bersukacita mengitari orang tuanya. 

 

Widya yang lemas dan kehilangan kesadaran sebagian, ia kemudian balik lagi ke tapak tilas. Tiba-tiba tapak tilas berubah menjadi papan panggung untuk menari. Widya dikelilingi oleh mahluk lelembut yang ada disana.

 

Mereka menampakkan wajah asli mereka,ada yang mulutnya lebar, matanya bolong, kepalanya hancur, bahkan ada yang tanpa kepala. Badarawuhi muncul menambah pukulan kejiwaan pada Widya, apalagi Badarawuhi menghampiri Widya dan mengatakan kamu disini aja ya nduk. Bau aroma tubuhmu sangat harum, kamu disini aja ya nduk.

 

Dalam keadaan kebingungan Widya terkepung oleh lelembut dan pada saat bersamaan Ayu telah berada di tapak tilas dengan dandanan dan pakaian yang sama persis layaknya Badarawuhi, ia terus menari memberi contoh semua lelembut yang ada disana.

 

Ayu terlihat sangat sedih, mukanya dipenuhi dengan air mata dan penyesalan. Padahal ia berdandan sangat cantik, anggun dan penuh pesona sebagai penari.

 

Disisi lain dalam waktu yang bersamaan Nur terbangun dari tidurnya, dan mendapati Widya tidak ada di dekatnya. Lantas ia membangunkan Ayu, ia kaget bahwa Ayu sudah terbujur kaku dengan muka biru, pandangan kosong, mata terbelalak, dan mulut mengangga bahkan bibir bawahnya perot kesamping. Nur histeris berteriak minta tolong.

 

Kemudian Anton dan Wahyu datang tidak terlalu lama rumah posko menjadi banyak orang dan pak Prabu mengutus warganya untuk mengundang mbah Buyut untuk dimintai pertolongan, serta menyuruh semua warga untuk mencari Bima dan Widya di hutan.

 

Mbah buyut datang dan menjelaskan ke Nur dan pak Prabu bahwa sukma Ayu dan Bima terjebak, terkurung di angkoromurko. Tapi Mbah Buyut berusaha untuk dapat bernegosiasi mengenai Widya, semoga mereka mau melepaskannya. Setelah warga beberapa saat menyusuri hutan mereka ahirnya membawa Bima dalam kondisi yang serupa dengan Ayu.

 

Matanya melotot, mulutnya menganga dan tatapannya kosong, tubuhnya kaku. Mereka berdua masih tetap bernafas. Sedangkan Widya yang terjebak dalam tapak tilas masih dikelilingi oleh para lelembut yang menari bersama dengan Ayu dan dipantau langsung oleh Badarawuhi.

 

Mbah Buyut yang sukmanya berubah menjadi anjing hitam berlari masuk ke hutan dan menyalak-menyalak di depan tapak tilas. Kemudian tarian berhenti dan Widya diberikan jalan oleh para lelembut itu, dan untuk terahir kalinya ia melihat Ayu yang melanjutkan tariannya ia menari dengan berurai air mata. Widya terus berlari menurut kemana anjing itu sebagai penunjuk jalan dan penyelamat. Setelah sampai di rumah posko, Mbah Buyut membuatkan kopi pahit untuk segera diminum, dan kopi itu berubah memang dirasa pahit oleh Widya. Yang artinya Widya sudah terlepas dari semua lelembut yang menyukainya.

 

Pada kesempatan itu Mbah Buyut minta maaf karena tidak bisa menolong Bima dan Ayu, dikarenakan dosa yang mereka perbuat dan Ayu telah dijadikan penari baru untuk para lelembut itu. Tugasnya adalah menari pada setiap jengkal tanah yang ada diantara alam desa dan alam lelembut tanpa berhenti.

 

Singkat cerita, dan ahir dari film ini diketahui bahwa Ayu dan Bima meninggal. Bima meninggal setelah 3 hari dari kejadian itu. Sedangkan ayu menyusul 3 bulan setelah kematian Bima.

 

Kurang lebih inilah spesial report dari film KKN di desa penari secara langsung dari bioskop. Secara keseluruhan film ini kaya akan perspektif dan alur ceritanya hidup. Properti dalam film juga sangat detail, misalnya menggambarkan rumah di pedesaan dan suasana desa yang mencekam.

 

Apabila dalam tulisan ini belum lengkap mohon kiranya untuk teman-teman semua ikut melengkapi, dan juga kalau ada urutan yang terbalik mohon untuk dimaklumi karena special report ini ditulis hanya mengandalkan ingatan setelah menonton filmnya di bioskop. Semoga tulisan ini dapat membantu bagi teman-teman yang belum dapat tiket untuk menonton, dan bagi yang sudah semoga tertarik untuk menulisnya.

 

Tulisan ini didedikasikan untuk dunia literasi, agar literasi di Indonesia akan semakin berkembang.