Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Internasional Semen Indonesia Ikut Andil dalam Pendampingan Moderasi Agama di TPQ Al Karomah, Keramat Mengare, Bungah, Gresik
Reviens.id, Gresik - Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat pada Lembaga Penelitian dan PengabdianMasyarakat (LPPM) melaksanakan kegiatan pendampinganModerasi Agama di TPQ Al Karomah, Keramat Mengare, Bungah, Gresik.
Banyak persoalan yang bisa mengancam persatuan Indonesia. Hal ini dapat berdampak besar terhadap aspirasi masyarakatIndonesia dan berdampak buruk bagi bangsa Indonesia.
Kemudian muncul moderasi beragama yang sulit mengatasipermasalahan yang semakin kompleks. Pada semua jenjangpendidikan, tujuannya adalah agar setiap orang dapat membentengi agama dan mencegah pemisahan agama atas namaagama (Yunus, 2014).
Di Indonesia, untuk mengatasi konflikkeberagaman, dilakukan upaya mengatasi konflik dengan menanamkan nilai moderasi beragama dalam masyarakat. Pengetahuan yang sangat luas tentang agama hendaknya tidak hanya diajarkan di lembaga pendidikan saja, namun juga menjamin siswa sedikit sekali memahami tentang agama.
Pendidikan Islam bagi anak usia dini merupakan sarana yang sangat penting karena bertujuan untuk meningkatkan pemikiran rasional tentang masalah agama. Moderasi beragamadikembangkan untuk memperkuat toleransi dan revolusispiritual dalam masyarakat serta menghadapi kehidupanmasyarakat yang majemuk dan beragam (Islam, 2020).
Moderasi beragama di masa saat ini juga menjadi masalah serius, karena perbedaan keadaan dan persepsi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, perlu adanya penguatan moderasi beragama di masyarakat (Syatar et al., 2020).
Islam hadir sebagai representasi keberagaman dalam mengatasideradikalisasi guna membangun landasan tindakan, tindakan, sikap dan kebiasaan yang kuat dan mendalam (Abror, 2020). Moderasi beragama dapat dilakukan dalam bidang pendidikandan dakwah.
Kegiatan moderasi beragama pengenalan moderasiberagama dalam pendidikan dapat dimulai pada pendidikan anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi yang perlu dilakukan sesuai dengan levelnya masing masing (Chadidjah et al., 2021).
Salah satu level Pendidikan perihal moderasi agama tidak hanya terbatas pada Lembaga formal. Lembaga non formal juga bisa dan sangat bisa mempengaruhi manfaat moderasi agama yaitu TPQ (Taman Pendidikan Quran) di mana merupakan sarana pendidikan nonformal dan Islami untuk anak usia 7 hingga 12 tahun.
Tujuan TPQ yaitu untuk mengajarkan anak-anak membaca Al-Quran sejak dini. Selain itu, TPQ juga mengajarkan dasar-dasar Islam. Kegiatan di TPQ mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, seperti menghafal dan mempelajari doa-doa sehari-hari, mempelajariHadits Nabi, mempelajari doa, mempelajari sejarah Islam, mempelajari keyakinan Islam, dan kegiatan aktif lainnya, membawa banyak manfaat dari sudut pandang.
TPQ memungkinkan siswa membaca Al-Quran. Tak hanya itu, TPQ juga mengajarkan nilai-nilai kepribadian yang berbeda-beda. Kurikulum TPQ berfokus pada pembelajaran dasar-dasarmembaca Al-Quran dan mendukung aspek tumbuh kembanguntuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya.
Karya TPQ mempunyai peranan penting bagi anak-anak karenaAl-Quran merupakan pedoman bagi umat Islam. TPQ tidak hanya diterapkan pada materi bacaan Al-Quran saja, namun juga berperan penting dalam pendidikan karakter.
Pembinaankarakter pada anak juga menjadi landasan penguatan moderasiberagama yang dapat dilakukan melalui kegiatan keagamaanseperti mengaji dan membaca doa (Mahmudah et al., 2021).
Mengingat mengaji merupakan salah satu kegiatan keagamaanyang merupakan kebiasaan baik, dengan harapan masyarakatmampu membaca Al-Quran dalam bahasa Tartil, mengucapkannya dengan baik, dan membaca Al-Quran dengan benar (Faizah dkk., 2020).
Membiasakan membaca Al-Quran dapat mengembangkan karakter Al-Quran dan juga sangat penting untuk mengembangkan karakter Islami (Zaini et al., 2020).
TPQ juga merupakan sarana dakwah Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Dakwah Islam melalui TPQ mengajarkan anak cara mengenal aksara Hijaiyah, caramembaca dan menulisnya, serta cara membiasakan membaca Al-Quran.
Di TPQ, Anda tidak hanya belajar membaca dan menulis Al-Quran saja, namun Anda juga akan mempelajariajaran dasar Islam, antara lain: Misalnya cara mandi yang benar, membaca saat mandi, cara sholat yang benar, membaca doa, dan sebagainya. Ustaz/Ustaza juga menyajikan kisah Nabi, kisah para nabi, kisah sejarah Islam yang terangkum dalam bahasaanak (Muhammad Muhyidin, 2008).
Tentu saja dengan pesatnyaperkembangan pendidikan Islam di perkotaan, maka persoalanpendidikan Islam di pedesaan tidak bisa diabaikan begitu saja. Masih banyak masyarakat desa yang membutuhkan dukungandalam bidang pendidikan Al-Quran, terutama anak-anak yang kesulitan mengakses bahan bacaan dan pendidikan, generasimuda yang putus sekolah, tingginya angka buta huruf, kemiskinan, dan kenakalan remaja. Desa-desa dan komunitasnyaterus hidup dalam kemiskinan dan tertinggal dari masyarakatperkotaan dalam banyak hal.
Keadaan ini mengakibatkan indekspembangunan manusia Indonesia relatif rendah (Suharto, D, G, 2015).
Kurangnya minat masyarakat desa untuk melibatkan anaknyadalam pembelajaran TPQ disebabkan oleh beberapa faktor.
Tak jarang orang tua merasa ragu untuk mendaftarkan anaknyamengikuti pelatihan TPQ karena dianggap hanya akanmengganggu aktivitas sekolah dan belajar anaknya.
Apalagimasyarakat cenderung mengutamakan pendidikan formal. Kehadiran TPQ di tengah masyarakat menjadi penting karenakompleksnya persoalan pedesaan.
Lebih lanjut, TPQ sebenarnya dirancang untuk menanamkan akhlak mulia dalam diri siswa. Di dunia sekarang ini, dengan permasalahan yang begitu kompleks, fungsi TPQ juga harus kompleks. Ketika fungsionalitas menjadi lebih kompleks, sangatlah penting untuk membangun paradigmamanajemen TPQ agar lebih komprehensif.
Fungsi TPQ akanterus kita wujudkan dalam menjawab harapan dan tantanganzaman, sehingga anak-anak dapat sepenuhnya menjadi sasaranpendidikan TPQ.
Pengelolaan terpadu yang berlangsung di TPQ memberikan pendidikan agama melalui TPQ atas dasar mencarikeridhaan Allah dan berjuang untuk mencapai harapan surga, keselamatan dari neraka, dan harapan pahala dan pahala dariAllah (Sulaiman. A. A.A (2000).
Terkait dengan dinamika TPQ yang ada dan komprehensif, maka diperlukan peran pendampingan pada TPQ, khususnyaTPQ Al-Karomah mempunyai peran yang sangat penting dalam membetuk karakter anak serta menciptakan generasi qur’ani di Desa Keramat Mengare, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Hingga saat ini TPQ Al-Karomah mempunyai kurang lebih 55 santri yang terdiri dari anak usia TK hingga SMP.
Kegiatan pembelajaran di TPQ Al-Karomah dilakukan mulai dari pukul 14.30 hingga pukul 16.30 WIB. Kegiatan tersebut meliputibimbingan baca Al-qur’an menggunakan metode Tilawati, dan santri dikelompokkan sesuai dengan tingkatan jilidnya.
Tidak hanya itu juga terdapat kegiatan berupa hafalan surat pendek, tata cara wudlu dan sholat dan hafalan do'a serta nasihat syariah melalui cerita dengan hasil pendampingan para santri telah memahami dan dapat menerapkan kegiatan tersebut dengan terprogram dan terdaftar.
Comments (0)