Lembaga Sensor Film Indonesia Jadikan Mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta Menjadi Bagian dari Tim Publikasi LSF
Reviens.id, Jakarta - Lembaga Sensor Film (LSF) divisi publikasi baru saja menyelesaikan program magang yang sukses diikuti oleh 13 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Program magang yang berlangsung selama tiga bulan ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengenal lebih dekat mengenai konten edukasi kreatif.
Peserta magang berasal dari berbagai universitas ternama di Indonesia, dengan latar belakang jurusan yang beragam seperti Jurusan Film dan Televisi dan Jurusan Komunikasi. Selama program magang, para peserta terlibat dalam berbagai kegiatan yang menarik, seperti ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan konten edukasi kreatif, mempublikasikan acara gala premier, ikut serta dalam acara kunjungan kampus ke LSF dan menghadiri acara Nonton Bareng LSF sebagai tim publikasi.
Dwi Maharani Nizmi Putri, seorang mahasiswa Film dan Televisi dari Institut Seni Indonesia Surakarta, mengungkapkan pengalamannya selama magang di LSF.
“Menjadi bagian dari keluarga LSF menjadikan Saya lebih menyadari mengenai pentingnya menonton film sesuai klasifikasi usia. LSF yang kerap sekali dipandang sebagai penghalang kreatifitas didunia perfilman ternyata memiliki tujuan yang mulia untuk masyarakat Indonesia”. Jelas mahasiswi yang kerap dipanggil Rani.
“Selama menjadi mahasiswa Film dan Televisi, fokus Saya tertuju pada bagaimana cara menciptakan sebuah film yang bagus dan menjadi bagian divisi yang disiplin. Namun setelah menjadi peserta magang di LSF, pemikiran saya bertambah. Sekarang saya juga berfikir mengenai bagaimana film yang diciptakan akan ditonton sesuai target penonton.” lanjutnya
Terbiasa dalam pembuatan film, dalam kegiatan magang ini Rani diberikan tantangan baru dengan membuat konten edukasi kreatif. Memiliki perbedaan yang cukup signifikan namun proses produksi konten sama dengan produksi film hanya saja memiliki waktu produksi dan durasi video yang singkat. Peserta magang diberikan 5 tema utama untuk konten yang akan dibuat serta diunggah setiap harinya. Selain lima tema tersebut, terdapat konten kegiatan seperti gala premier maupun acara yang diselenggarakan LSF.
Salah satu pencapaian signifikan dari program magang ini adalah meningkatnya pemahaman peserta tentang pentingnya sensor dalam industri perfilman, pengalaman mengikuti acara yang diadakan LSF dan pengalaman yang tak kalah berharga adalah ikut serta dalam acara Nonton Bersama Film Women From Rote Island yang berhasil masuk Piala Oscar.
Program magang ini benar-benar membuka mata Rani tentang pentingnya peran sensor bagi masyarakat. Perlu digaris bawahi bahwa LSF tidak memotong adegan yang dinilai tidak layak tayang. LSF memberikan klasifikasi sesuai hasil film yang diajukan lalu membuka ruang diskusi dengan pemilik film. Pengurangan adegan dilakukan oleh pemilik film kemudian LSF akan memberikan ulang klasifikasi film tersebut setelah pemilik film memperbaiki adengan ataupun mengurangi adegan pada film tersebut.
Rani juga menjelaskan mengenai kebahagiaannya dapat ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan konten edukasi kreatif untuk sosial media LSF. Selain dapat mengembangkan keterampilan yang Rani dapatkan selama kuliah, pembuatan konten edukasi kreatif menurutnya dapat dijadikan sebagai usaha melindungi masyarakat dari dampak negatif menonton film.
Selama periode magang, Rani telah berhasil menciptakan sekitar 15 konten edukasi kreatif bersama timnya dan telah diunggah pada akun resmi TikTok LSF dengan username @lsf_ri. Konten tersebut dapat secara umum ditonton serta disebarluaskan sebagai pembelajaran mengenai film dan sensor film. Harapan dari pengunggahan konten ini adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai film dan sensor film.
Comments (0)